Jumat, 29 Desember 2023

CATATAN AKHIR TAHUN 2023

Kali ini aku tidak perlu menulis panjang lebar. Karena sebenarnya, hari-hari-ku di sepanjang tahun ini hanya melanjutkan 'program' -- jika bisa dianggap program -- tahun sebelumnya, yaitu proses penyusunan dan penulisan buku Sumber Daya Air. Dalam proses ini terdapat 2 kelompok sub-program, yaitu (1) mempelajari buku The Secret History of The World karya Jonathan Black, dan (2) experimen2 terkain daur hidrologi (siklus udara dan siklus air) tempatan, termasuk di dalamnya experimen2 kreatif berbahan bambu lokal.

Jika ada yang baru, dan sempat menjadi cahaya yang agak menonjol dalam tahun ini, adalah diaktifkannya kembali ACLA, berikut penyusunan anggota komisi eksekutif-nya, serta dipertemukannya Diri-ku dengan seorang seniman bipolar serba bisa, dengan siapa aku bisa langsung akrab dan nyambung.

Untuk halnya organisasi yang didirikan oleh kekasihku Sung-Kyun Kim (resminya sejak 3 Desember 2012), kembali kuamati sejak awal Juli hingga jelang akhir tahun ini, Dan, aku sampai pada opiniku bahwa, organisasi ini tidak efektif dalam mengemban citacita luhur pendiri-nya, yaitu yang sesuai dengan nilai2 kearifan leluhur, utamanya di Asia ini, dan secara umum, tentunya bagi kehidupan lestari di planet ini. Aku memutuskan untuk berhenti dari posisi sebagai 'sekretaris'.

Dan, terkait hal istimewa kedua di tahun ini, dia punya dua nama keluarga, yaitu 'วง' /Wong/ (keluarga, atau lingkaran, atau ruang), dan 'ธนาดีโรจน์กุล' /Thnadeerojkul/ atau /Tanadeerojkul/ yang artinya 'keluarga yang kaya uang'. Namanya sendiri Sasi Meisanmui, dan aku secara singkat tanpa mengurangi keakrabanku, hanya menyebutnya "mui", yang ternyata artinya 'tuhan', dan katanya, jika dibalik jadi 'setan'. Hahaha!

Katanya, nama keluarganya yang asli adalah 'Wong', namun sejak bapaknya hampir mati karena kecelakaab kendaraan, nama keluarga mereka diganti menjadi Tanadeerojkul', Dan, mulai hari ini, mui kembali menggunakan nama keluarga yang lama, seenggaknya yang tampak di akun2 media-sosial-nya.

Ehm, aku malah teringat 'won' dalam frasa 'nujeongwon' !

Satu hal yang sangat membuatku terenyuh, namun juga makin yaqin di jalan-ku, adalah karena di saat dia sedang 'manic', dia menggambarkan diri-ku sebagai Gaia, Ibu Bumi pada dimensi Astral, dalam wujud perempuan berambut panjang terurai berwarna hijau. Hal ini justru mengingatkan aku pada El Khidr, sosok misterius yang senantiasa membayangi perjalananku dalam pencarian jatidiri dan makna kehidupan.

Ada beberapa gambarnya, yang dia ciptakan dengan menggunakan teknologi AI, aku hanya menyimpan dua di sini, sebagai berikut:




Anak gadis usia 41 tahun inim dalam kondisi trans, dapat menulis dan mengirim sekitar seribu pesan di ruang obrol pribadi kami via Line. Dia hanya tidur 1.5 hungga 2 jam sehari jika berada dalam periode 'manic' maupun 'depressive', dan aku menemukan fakta bahwa banyak isi buku JB yang dia ketahui, walaupun dia belum pernah membacanya.

Hal ini membuktikan bahwa apa yang dimaksud Plato sebagai The Cosmic Mind memang benar.

Jadi, mungkin aku sendirilah yang menarik si mui ini hadir dalam kehidupan-ku... magnet-ku bekerja!

Dan, demikian juga mereka yang terhempas, menjauh dari-ku.


Demikianlah catatan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar