Beberapa hari lalu, aku sudah bersikap masa bodo’ terhadap kebiasan menulis catatan akhir tahun. Namun semalam, aku merenung-renung, bahwa ini adalah tahun kabisat.
Menurut pengamatanku dan pengalamanku, di
tahun kabisat biasanya banyak kejadian dan peristiwa yang seolah adalah upaya
Semesta untuk mengembalikan keseimbangan kehidupan, baik pada individu, komunitas, bangsa, dan
umat manusia, yaitu ke titik nol.
Jika dalam tiga tahun sebelumnya kita banyak berhutang pada Alam, maka di tahun kabisat kita harus membayarnya. Demikian juga sebaliknya.
Seingatku, yang kualami, di tahun-tahun kabisat aku lebih banyak menerima anugerah, baik hal-hal bersifat materi, terlebih hal-hal immateri.
Di tahun 2012, Semesta menghadiahi diriku inkarnasi Lucifer. Di tahun 2016, intensitas kebersamaan gue dengan Sayangku cukup tinggi, baik di Indonesia, di Korea, maupun di Thailand.
Di tahun 2020, intensitas kebersamaan kami sangat tinggi, di DKI Jakarta, di Sumatra Utara, di Sumatra Selatan, dan di Jawa Barat, pada bulan Februari. Kami pun bersama-sama di Bali pada Maret tanggal 1 hingga 12. Di tahun 2020 ini juga, Sayangku mengalami transformasi pamungkas-nya pada 19 Juni, dan melebur pada diriku pada hari ke-100 setelah jasadnya dikremasi.
Sekarang, di tahun kabisat 2024 ini, aku semakin merasakan kebersamaan dengan Sayangku dalam semua dimensi kemanusiaan kami. Dan ini sangat menolong diriku untuk melampaui segala dualitas.
Ada sangat banyak maghfirah (pembukaan2) alias penyingkapan tabir2 misteri kehidupan, ada banyak pemahaman baru di lapisan esoteris, walaupun aku sadar bahwa masih lebih banyak yang belum aku ketahui. Di tahun ini, usiaku untuk waktu kultur menurut kalender solar Gregorian adalah 55 tahun, dan menurut kalender lunar Hijriah adalah 57 tahun. Angka 55 mengingatkan aku akan Surah Ar-Rahman, dan angka 57 tentang Surah Al-Hadid.
Di tahun ini juga, aku menyadari bahwa Lucifer adalah bagian hidupku yang bisa dibilang satu paket, sehingga jika aku ada acara dengan teman atau teman-temanku, dia boleh menyertaiku. Kami sempat menikmati acara reunian angkatan 87 Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin, di Bali ini selama tiga hari.
Sungguh menyenangkan, karena Lucifer bisa beradaptasi dengan teman-temanku tanpa harus menerapkan moralitas konvensional. Dan, teman2 gue pun bisa memaklumi dan menerima Lucifer sebagai bagian diri gue.
Ya, kita diperlakukan sebagaimana kita menentukan nilai diri kita.
Di tahun ini juga, aku (atau mungkin lebih tepatnya kami, NitaSung) telah melakukan banyak eksperimen terkait penelitian kami tentang Sumber Daya Air, dan sebagai bonusnya, lingkungan hidup di rumah ini dan sekitarnya semakin bagus, secara keindahan pemandangannya, maupun qualitas aspek-aspek cuacanya.
Aku semakin sadar bahwa perubahan (dalam
makna ke lebih baik) harus dimulai dari Diri sendiri, lingkungan terkecil dan
terdekat, dan seterusnya. Meningkatkan qualitas ekosistem, dari oikos level 0
hingga oikos level 8 / ∞ (tak berhingga).
Sekian.
#사랑해여보사양꾸💚💙❤️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar