Pada awalnya, leluhur orang-orang Korea mengadopsi filosofi Feng-shui dari Cina. Namun, para leluhur itu mengadaptasikan dan mengembangkan sendiri sistem ekologi berdasarkan filosofi itu dengan mengutamakan keaslian alamnya sendiri, sesuai geografi wilayahnya. Inilah awal mula 풍수 (Pung-su).
Jadi, Pung-su (풍수) (風水) adalah cara mempersepsi dan mengkonsepsi kenyataan atau realita alam yang teramati dan bagaimana menyikapi serta memfungsikannya secara tepat.
Menikmati
alam, terutama melalui indera pendengaran dan indera penglihatan akan
mengantarkan pada persepsi yang tepat (keindahan ilahiah), cara ini disebut
Gwanmul (觀物).
Selanjutnya, dengan mengapresiasi dan merenungkan persepsi itu secara mendalam,
maka akan menghasilkan suatu konsepsi yang tepat, cara ini disebut Gungri (窮理).
Pada Pung-su, tempat2 tertentu memiliki “nafas kehidupan” (氣) (ki) (“spirit baik”). Ada tempat2 tertentu yang cocok dan menguntungkan untuk difungsikan sebagai kota, sebagai desa, sebagai rumah, ataupun sebagai kuburan.
Nafas
kehidupan (氣) berjalan mengikuti pegunungan dan aliran air, yang disebut
'naga', mulai dari gunung tertinggi di bumi (suatu wilayah).
Prinsip
pertama Pung-su adalah menjaga aliran udara atau angin, dan kedua adalah menjaga
ketersediaan air (daur hidrologi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar