Kamis, 01 Agustus 2019

Selasa 1 ~ belajar bersama 20190730


Hadir: Aisya Aldila, Hamzah Ali, Anetha Athena | Tanggal: 30 Juli 2019 | Waktu: 19:00 sd 19:25 | Tempat : Kamar Kosan Anetha, Jl. Lelangan no. 9, Dusun Bunut Puhun, Desa Bantas, Tabanan, Bali | Topik: Menemukan Diri & Mengenali Kesejatian Diri | Bekal: Pertanyaan tiga hari sebelumnya untuk direnungkan, yaitu 1.  Mengapa Aku ada di kehidupan ini; 2. Aku ini siapa..?



AA Sr: Oke, terimakasih, kalian datang sesuai kesepakatan kita. Kita mulai saja ya. Aisya atau Ancha yang duluan?

HA: Aisya aja ya duluan..

AA Sr: Oke, Cha… Aisya, ayo jawab..

AA Jr: Apaan?

AA Sr: Pertanyakan ke Dirimu sendiri: “Mengapa Aku ada di kehidupan ini..?”

AA Jr: Kenapa ya…

AA Sr: Nah, kan.. Aku sudah bilang, renung-renungkan…

AA Jr: Yaahhh… takdir… Takdir, karena mama… karena mama jablai…

AA Sr: Eh, banyak loh sekarang, apalagi di Jakarta, Aisya… Banyak sekali orang mandul. Beberapa teman angkatan mama tidak bisa punya anak, akhirnya mengadopsi anak.

AA Jr: Ahh, mama memang jablai…

AA Sr: Trus, jawaban untuk pertanyaan kedua..? Kau belum bisa jawab pertanyaan pertama.

AA Jr: Apa tuh, tunggu… (menoleh ke papan tulis)

AA Sr: Tadi kan aku sudah kirim via WA, dan tiga hari lalu juga aku sudah bilang secara langsung.

AA Jr: I am… I am orang… Aku ini… Aku ini… ya, orang!

AA Sr: Banyak orang, apa yang membedakan kau dari orang lain..?

AA Jr : Yang membedakan, ya emangnya aku sama dengan semua orang..?

AA Sr: Eh, ini serius loh, Aisya… Aku persiapkan kalian untuk mandiri.

AA Jr: Ya… beda, memang beda, menurut mama, apa..?

AA Sr: Makanya kan aku bilang, renung-renungkan…

AA Jr: Aku ini ya Aisya.

AA Sr: Banyak, ada orang lain juga namanya Aisya.

AA Jr: Iih… mama ini… gimana sih! Coba kalo aku yang nanya: Mama pakai baju apa? Trus, mama jawab, baju kaos, trus aku tanya lagi, kaos itu apa..?

AA Sr: Oke, apa yang membedakan kau dengan Aisya yang lain?

AA Jr: Bedanya… Ya, aku beda lah… Aku, hobinya beda… kesukaannya beda, seleranya beda… Apa-apa ya beda… ama Ancha aja, aku beda…

AA Sr: Oke, sementara itu ya… Sekarang kita dengarin Ancha…

AA Jr: Mama nih, sok asyik banget jadi orang…

AA Sr: Ini serius ya, Aisya… This is.. This will be my brilliant legacy.

AA Jr: Ah, Brilliant Legacy… kayak drama Korea aja…

AA Sr: Oke Ancha… “Mengapa Aku ada di kehidupan ini..?”

HA: (Diam)

AA Sr: Bisa kau jawab..? Pernah berpikir gak.. Mengapa..?

HA: Apa ya…

AA Jr: Adoohhh…

AA Sr: Ini kita 30 menit aja ya… di sekolah itu satu jam pelajaran 40 menit.

HA: (Diam lagi)

AA Sr: Kau gak mikirin ‘kan pertanyaanku yang sejak tiga hari lalu..? Sibuk main game… Kalo kalian gak bisa menemukan Diri kalian yang sejati-nya, mendingan gak usah sekolah, percuma… ntar cuma jadi perusak bumi.

HA: Hmm.. Jadi kepala keluarga…

AA Sr: Jadi kepala keluarga… Maksudmu jadi pemimpin keluarga, jadi pemimpin gitu ya..?

HA: He-eh…

AA Sr: Wah, lumayan nih jawabannya, untuk jadi pemimpin ya.

HA: He-eh…

AA Sr: Minimal untuk diri sendiri ya. Ancha tau apa itu pemimpin..?

HA: Yah, yang memimpin…

AA Sr: Pemimpin itu ikut-ikutan gak? Tanpa dipikirkan akibatnya ntar? 

HA: Nggak…

AA Sr: Ya, jadi harus punya sikap. Pemimpin itu harus punya sikap. Punya sikap hidup, punya reason, nalar, alasan yang ketemu nalar.

HA: Iya ya…

AA Sr: Oke, selanjutnya: “Aku ini siapa?”

HA: (Diam)

AA Sr: Gakpapa, jawab aja sesuai yang ada di pikiranmu, kita sama-sama belajar kok…

HA: Aku ya Ancha. 

AA Sr: Ya Ancha, bukan Hamzah Ali..?

HA: Ya, juga…

AA Sr: Ancha tau makna suatu nama?

HA: Maksudnya..?

AA Sr: Ada dua pendapat ya, ada yang menganggap nama itu gak penting, nama itu gak ada artinya, ada juga yang berpendapat bahwa nama itu adalah doa. Jadi, dalam nama itu ada harapan. Ancha pernah penasaran nggak, dari mana sih nama Hamzah Ali itu ? Karena nggak ada yang kebetulan dalam hidup ini.

HA: Hmm… (diam lagi)

AA Sr: Aisya, pernah nggak, mempertanyakan mengapa namamu Aisya, dan apa makna nama Aisya itu ?

AA Jr: Ya, dinamain ama mama…

AA Sr: Bukan aku loh yang kasih kau nama Aisya…

AA Jr: Siapa dong?

AA Sr: Bapakmu, Papa Rudi.

AA Jr: Ya udah, berarti yang namain dia…

AA Sr: Trus, Aldila… Tau nggak dari mana itu ?

AA Jr: Nggak tau.

AA Sr: Itu dari Kakek, ada lagu Italia yang judulnya “Aldila”, kakek suka lagu itu.

AA Jr: Bukannya, Aldila itu artinya… kata Nenek, Aldila itu “Alhamdulillah dia lahir”...

AA Sr: Bisa juga, gakpapa, itu dari Nenek… Jadi mulai kita menemukenali diri kita dari nama kita. Nama itu perlu kita kaji. Karena nama itu juga doa, sekaligus sifat dan potensi yang kita bawa.

AA Jr: Oohh..

AA Sr: Kalian berdua pernah dengar dan ucap Bismillah 'kan?

HA: Iya..

AA Jr: Ya iyalah!

AA Sr: Bismillah dari kata Bi ismi Allah itu artinya, dengan atau bersama nama Allah... ismi atau asma artinya sifat. Jadi, lebih tepatnya, bersama sifat Allah. Jadi, nama itu juga sifat... Sifat Allah yang paling utama adalah...?

AA Jr: Ya disambung aja Bismillahirrahmaanirrahim. Rahman dan Rahim.

AA Sr: Rahman dan Rahim itu apa..? Ada yang tau..?

AA Jr: Pengasih dan Penyayang.

AA Sr: Sip! Kapan-kapan kita kaji lebih dalam, tapi sekarang kita kembali fokus ke Pengenalan Diri ... Ancha, sudah tau, kirakira darimana namamu?

HA: Belum.

AA Sr: Waktu Ancha lahir, mama kasih nama Valentino, begitu yang tercatat di Surat Lahir-mu. Tapi, ternyata waktu bikin Akte Kelahiran, jadinya Hamzah Ali… Karena disepakati begitu oleh keluarga besar kita. Nenek gak bisa terima nama Valentino, katanya kayak nama Kristen. Ohya, nenek juga yang pertama sebut Ancha.

HA: Oohh…

AA Sr: Tapi, sebelum Ancha lahir itu, mama sudah sediain empat nama: Valentino, Lao Tzu, Ojas, dan Nur Muhammad. Ternyata yang jadi: Hamzah Ali. Kenapa bisa begitu? Aisya bilang takdir. Ada benarnya juga sih. Tapi apa itu takdir..? Kira-kira apa itu takdir, Aisya..?

AA Jr: Takdir, ya jalan hidup begitu.. jalan hidup orang kan beda-beda… Orang yang lahir kan gak semuanya bisa jadi presiden.. ada yang jadi menteri, ada yang jadi pegawai.. ada yang jadi atlit…

AA Sr: Jadi, untuk masa depanmu, kau gak punya gambaran apa-apa, kau bilang, biarin aja takdir yang tentukan… Itu benar gak..?

AA Jr: Eee… maksudnya bukan gitu juga dong… Kita harus ada usaha sendiri juga… mau nanti garis hidupnya bagaimana…

AA Sr: Good! Jadi, takdir itu apa yang sudah lewat. Takdir itu dari kata Qadr, bahasa Rabb, yang artinya terukur. Sudah bisa diukur, sudah lewat, gak bisa diubah lagi kan..?

AA Jr: Iya ya..

AA Sr: Kalau yang ke depannya ini kita punya pilihan. Kita bisa memilih mau masa depan yang bagimana. Tergantung apa yang kita lakukan sekarang… di present… Untuk mempunyai future, masa depan yang kita mau, kita bisa belajar dari masa lalu… Tapi jangan tinggal di masa lalu… Cuma jadi bahan pelajaran aja… Bahan evaluasi.

AA Jr: Hmm…

HA: Hmm…

AA Sr: Nah sekarang, kalian mau nggak, aku juga jawab pertanyaan2 itu… atau gak usah..?

AA Jr: Gak mau…

AA Sr: Ancha..?

HA: Terserah mama…

AA Sr: Nanti di pertemuan berikutnya kita lebih dalam lagi, jadi… ini pelajaran tiap hari Selasa… Kita belajar bersama kok… Mama juga masih belajar dari kalian. Jadi sambil diskusi ya…

HA: Iya…

AA Sr: Jadi tiap Selasa malam pk. 7 kita belajar 30 menit, ya…

AA Jr: Huhh… Oke deh..

AA Sr: Kalian ini masih mending loh… dulu mama waktu kecil, harus belajar mengaji 2x seminggu masing-masing 1.5 jam, harus latihan karate, macam-macam deh ekskul mama yang ditentukan oleh orangtua, banyak sekali, walaupun mama belum tentu setuju. Tapi tetap juga harus dijalani… Syukurnya, memang berguna.

HA: Ooh..

AA Sr: Sekarang, aku minta persetujuan kalian sebelumnya… kita belajar apa yang namanya konsensus… Mama minta pendapat kalian sebelumnya, termasuk waktunya… yang sangat sedikit, hanya 30 menit dalam setiap minggunya.

HA: Oke…

AA Jr: Iya sih…

AA Sr: Dulu, mama harus belajar mengaji 2x seminggu, dipanggilin guru… Harus belajar bahasa Inggris, pertama kali belajar bahasa Inggris juga dipanggilin guru… Mama masih ingat nama gurunya: Pak Wawo.

HA: Oohh…

AA Sr: Tapi, mama lihat, yang paling penting adalah kalian bisa menemukan diri kalian sendiri… menjadi diri sendiri. Bukan hanya jadi bagian dari suatu komunitas, dan kehilangan diri di situ. Jadi anak SMP Negeri 1 Selemadeg Timur. Itu aja. Tapi, dirimu gak ada. Hanya bagian dari komunitas, serba seragam. Hilang kau. Gak punya hak bersuara, gak berani berpendapat, gak punya hak untuk jadi diri sendiri.

AA Jr: Huuhhh…

AA Sr: Aisya, kau lumayan deh! Punya pilihan, punya keunikan, berani beda dari orang lain. Aku akui itu Aisya, keberanianmu. Untuk beda dari orang lain.

AA Jr: Hmm…

AA Sr: Cuman… Kau perlu lebih banyak lagi menggali potensi dirimu. Kau punya potensi buanyak buanget! Potensi seni, potensi daya pikir filosofis… waktu kecil, Sya, kau paling sering bertanya… Kenapa? Karena…? Kenapa begini..? Kenapa begitu..? Karena apa..? Semua itu pertanyaan filosofis.

AA Jr: Ee…

AA Sr: Bagus itu! Jangan matikan itu kemampuan bertanya-mu, jangan matikan penasaranmu… Keep asking! Agama pun perlu dipertanyakan. Aisya… Ancha… ya…

HA: He-eh…

AA Sr: Jadi, jangan hanya ikut-ikutan. Karena tidak ada kebenaran mutlak, kecuali yang lahir dari dalam diri kita… artinya, yang bisa diterima oleh nalar kita, dan diterima hati kita dengan plong. Jika masih ada keraguan, atau pertanyaan yang menggelisahkan, itu berarti belum jadi kebenaran. Karena itu banyak-banyak berpikir dan berenung. Oke ?

HA: Iya… Aku mo nanya pertanyaan yang sama ke mama…

AA Sr: Oke, “Mengapa Aku ada di kehidupan ini..?” karena telah terjadi pertemuan cinta, chemistry antara sel telur nenek dan sel sperma kakek. Jadi aku ada di kehidupan ini karena adanya Cinta.

AA Jr: Gimana dong kalo ada perempuan hamil garagara diperkosa?

AA Sr: Tetap juga pada saat terjadi coitus, atau sanggama itu, sel telur perempuan bersedia menerima kehadiran sel sperma. Mereka ada chemistry.

HA: Ooh… Trus… pertanyaan kedua?

AA Sr: “Aku ini siapa?” Aku ini buah Cinta kakek dan nenek yang diberi nama Anita Syafitri Arif. Nama itu sudah mama kaji. Ada potensi negative-nya, banyak juga potensi positifnya. Aku bersyukur dan tetap menggunakan nama itu untuk urusan-urusan resmi.

AA Jr: Emang lo punya nama lain?

AA Sr: Ya. Dalam perjalanan mencari Diri-ku yang sejati, aku menemukan nama Anetha Athena. 

AA Jr: Cieh! Sok asyik banget nih jadi orang!

AA Sr: Nama dengan dua kata yang saling bercermin. Anetha itu sama dengan Anita, yang artinya perempuan suci, seperti dewi, goddess, yang punya kesucian spritual. Semoga. Athena itu dalam mitologi Yunani adalah Dewi Kebijaksanaan, dan Athena itu juga nama ibukota Yunani, dimana banyak filsuf besar zaman kuno dilahirkan, termasuk Socrates, yang diakui sebagai Bapak Filsuf di dunia pendidikan filsafat.

HA: Oohh…

AA Sr: Nanti Ancha juga kaji ya namamu, Hamzah Ali. Dan Aisya juga... Aisya Aldila itu apa maknanya. 

HA: Oke..

AA Jr: He-eh..

AA Sr: Ohya, aku perlu tambahkan. Aku ini, makhluk individual sekaligus makluk sosial. Mama lihat, Aisya lebih dominan sifat individualnya, dan Ancha lebih dominan sifat sosialnya. Perlu keseimbangan, ya Aisya, Ancha. Terlalu individual kita bisa kehilangan kemampuan ber-empati terhadap orang lain. Terlalu sosial, diri kita bisa hilang dalam keseragaman, jadi minder untuk tampil beda. Jadi perlu keseimbangan.

AA Jr: Oke, sudah ya.

AA Sr: Sudah habis waktunya..?

HA: Masih ada 10 menit. 

AA Sr: Oke, jika Aisya mau keluar duluan, gapapa. Aku sebenarnya mau ngajak meditasi sebentar. Next time aja dengan Aisya. Ancha mau?

HA: Iya.

AA Sr: Duduk dengan tulang punggung tegak, pejamkan mata, atur nafas… rasakan irama nafasmu… nikmati setiap tarikan dan hembusan nafasmu… bayangkan semua yang indah yang bisa kau bayangkan.

Sekian ~~~

Dilanjutkan Selasa depan... 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar