Rabu, 07 Agustus 2019

Selasa 2 ~ belajar bersama 20190806

Hadir: Aisya Aldila, Hamzah Ali, Anetha Athena | Tanggal: 06 Agustus 2019 | Waktu: 18:55 sd 19:30 | Tempat : Kamar Kosan Anetha, Jl. Lelangan no. 9, Dusun Bunut Puhun, Desa Bantas, Tabanan, Bali | Topik: Menemukenali Kesejatian Diri & Sistem | Bekal: Pertanyaan pekan lalu yang belum tuntas: yaitu 1.  Mengapa Aku ada di kehidupan ini; 2. Aku ini siapa..? 3. Apa makna namaku..?




AA Sr: Biasanya mama sebelum baca buku, atau bahkan sebelum nonton film di bioskop, berdoa dulu. Mama hanya baca al-Fatifah 2x dalam hati. Yang pertama untuk penulis buku atau pencipta film (penulis/sutradara), yang kedua untuk diriku sendiri, agar terbuka untuk menerima petunjuk/hidayah via informasi yang mau aku cerap.  Begitu juga sebelum belajar. Tapi terserah kalian sih, yang penting ada niat dan keseriusan. Kalian sudah pernah mama ajarkan al-Fatihah, kan..?

HA: Iya.

AA Sr: Aisya, masih ingat?

AA Jr: Ya iyalah..

AA Sr: Okay, kita dari keluarga yang menganut agama Islam. Tapi mama percaya bahwa urusan agama atau keyakinan spiritual itu urusan yang sangat personal, antara setiap Diri dengan tuhan atau apa pun yang dianggap sebagai kekuatan yang menghidupkan dan mematikan. Jadi, kalian bebas memilih agama atau jalan hidup kalian. Mama tidak memaksa kalian harus shalat, apalagi dalam konteks tradisional, maupun baca qur’an, yang berupa buku itu. Mama hanya minta sangat sedikit. Pelajari kembali surat al-Fatihah. Bisa begitu..?

HA: Iya.

AA Sr: Aisya, bisa?

AA Jr: Okay!

AA Sr: Jadi, di pertemuan berikutnya, kita mulai belajar dengan doa dalam hati: al-Fatihah ya… Nanti, jika kalian bisa menemukan jalan kalian, yang menurut kalian ada yang lebih baik daripada al-Fatihah sebagai doa pengantar belajar, ya gapapa. Boleh diganti. Setuju?

HA: Iya.

AA Jr: Okay!

AA Sr: Ehh… masing-masing kita kan ada PR-nya tuh… mama sudah share PR mama via WA ke kalian kan..? Ancha barusan juga ngirim via WA nih. Mama udah baca. Thanks Ancha. Ini untuk arsip kita. Coba, sekarang kau ucapkan kembali dan perbaiki kalimat-nya… Kalimat terakhir itu gak jelas pokok pikirannya karena penggunaan kata “dari” yang seharusnya “bagi”.

HA: Oh, okay… Mengapa aku ada di kehidupan ini? Karena adanya pertemuan cinta antara mama dan papa…

AA Sr: Sorry, lebih tepatnya: antara sel telur mama dan sel sperma papa… Trus…

HA: Dan untuk jadi pemimpin.

AA Sr: Mengapa kau bisa selamat lahir? Kana da juga, setelah pertemuan sel telur mama-nya dan sel sperma papa-nya, sudah jadi janin, tapi gak jadi lahir sebagai bayi yang hidup… ada janin yang meninggal dalam perut… Apa yang membuat kau bisa lahir..?

HA: Takdir kalee…

AA Sr: Ya takdir memang … Tapi kan, apa itu..?

HA: Hmmm…

AA Sr: Kekuatan. Kekuatan alam. Jadi, alam itu punya kekuatan. Coba lihat itu tumbuhan… Diam-diam, bisa tumbuh.. Sudah itu, kata Ancha, ada di kehidupan ini untuk jadi pemimpin ya.. Okay, kita lanjut pertanyaan no. 2, Aku ini siapa?

HA: Aku anak dari kedua orangtua, Anita Syafitri Arif dan Laode Burhanuddin Mursali.

AA Sr: Okay, itu saja yang perlu kau tahu tentang bapak-mu, yang lainnya gak perlu. Trus.. apa lagi..? Namamu siapa dan apa maknanya..?

HA: Hamzah Ali. Hamzah itu pemimpin. Ali… Hmmm…

AA Sr: Kau belum serius di pertanyaan ini, nanti lengkapi ya.

AA Jr: Ma, aku boleh minta nextar itu ya..?

AA Sr: Boleh, satu orang dapat dua.

AA Jr: Tiga boleh, gak?

AA Sr: Gak.

AA Jr: Ya elah.. biskuit sekecil itu..

AA Sr: Kan hanya ada enam. Enam bagi tiga berapa? Kita kan bertiga. Belajar adil dong. Sekarang giliranmu, Sya. Pertanyaan pertama… “Mengapa aku ada di kehidupan ini..?”

AA Jr: Aku ada di kehidupan ini karena chemistry antara sel telur mamaku dan sel sperma papaku, kemudian aku jadi janin yang siap lahir, aku lahir dan tumbuh…


AA Sr: Trus.. “Aku ini siapa?”

AA Jr: Aku ini buah cinta mamaku dan papaku, yang akhirnya diberi nama Aisya Aldila.

AA Sr: Okay, apa itu Aisya Aldila..?

AA Jr: Aisyah adalah istri nabi Muhammad yang paling disayang. Sedangkan Aldila adalah singkatan dari Alhamdulillah, dia lahir.

AA Sr: Ada yang lain gak..? Aldila dari Kakek..?

AA Jr: Gak.. Aku lupa.

AA Sr: Itu karena kau tidak baca baik2 catatan pelajaran kemarin… Okay, sekarang… untuk mengenali Diri kita ya… itu gak ada yang kebetulan, sekecil apa pun. Bahwa kalian lahir tanggal berapa, hari apa, dimana… itu juga menjadi sesuatu yang berkontribusi pada makna dan peran keberadaanmu di kehidupan ini.

AA Jr: (bersenandung pelan)

AA Sr: Okay, mama kasih contoh. Mama lahir pada hari Ahad, pk. 2 saat bulan purnama, tanggal 15 Dzulqa’idah. Makna dari Dzulqa’idah itu… kaidah2, aturan2, prinsip2 yang sifatnya universal, alami. Jadi, bawaan mama itu, selalu merujuk pada kaidah2 untuk upaya penyempurnaan…. Mama tadi sudah kasih tahu ke kalian kan, tanggal lahir kalender hijriah kan..? Aisya.. Ancha..? Sudah kan..? Nanti kalian juga bisa lebih mendalam ke situ.

HA: He-eh..

AA Jr: Okay!

AA Sr: Sekarang, menurut Ancha dan Aisya… Dari “Mengapa”-nya itu loh… kita sudah berhasil jadi janin, kita berhasil lahir ke dunia ini, dari bayi kita berhasil tumbuh hingga besar sebagaimana kondisi kita sekarang ini… Yang punya kelengkapan… sepasang kaki, sepasang tangan, panca indera, otak, hati…

HA: Iya sih.

AA Sr: Oke deh, Ancha duluan. Apa yang kau miliki sebagai manusia, di dirimu, gak usah bicara dulu apa yang di luar dirimu. Pada dirimu, apa yang kau miliki sekarang..?

HA: Anggota tubuh…

AA Sr: Apa yang paling penting pada Diri-mu..? Yang secara fisik aja dulu deh, apa..?

HA: Otak.

AA Sr: Otak. Jadi ada otak kan di kepalamu, Bagus! Jaga itu. Apa lagi..?

HA: Paruparu.

AA Sr: Bagus! Jaga juga itu paruparu-mu ya… untuk apa itu paruparu?

HA: Untuk bernafas.

AA Sr: Bagus! Ada apa lagi..?

HA: Jantung.

AA Sr: Bagus! Gunanya apa..?

HA: Untuk memompa darah.  

AA Sr: memompa darah ke..?

HA: ke seluruh tubuh..

AA Sr: Ya. Dan terutama ke otak. Karena darah membawa oksigen kan..? Kalo otak gak dipasok oksigen dalam waktu sekian menit, bisa mogok itu otak. Dan yang punya otak pun mati… Apa lagi yang kau punya, Ancha..?

HA: Panca indera.

AA Sr: Apa aja tuh..?

HA: mata, hidung, mulut, kuping…

AA Sr: lidah..? Lidah termasuk panca indera gak..?

HA: termasuk.

AA Sr: Ya, jadi lidah sebagai pengecap, dan kulit pada seluruh permukaan tubuh dan anggota tubuh juga panca indera… sebagai peraba atau perasa. Nanti ini bisa jadi tugas berikut. Sekarang Aisya. Pertanyaan yang sama: Apa yang kau miliki -- sebagai manusia -- pada dirimu?

AA Jr: Ruh dan fisik.

AA Sr: Ruh dan fisik… Bagus!

AA Jr: Ya, udah… di fisik itu ada otak, jantung, paruparu, hati… kalo Ruh itu ya spirit.

AA Sr: Okay! Di fisik mu itu apa yang paling signifikan yang paling kau perlukan dalam hidup?

AA Jr: Semuanya.

AA Sr: Semuanya? Bagus! Yang paling sering kau gunakan, apa..?

AA Jr: Otak, mata…

AA Sr: Otak ?! Bener..?! Kau bisa berpikir..?

AA Jr: Ya iya lah! Kalo aku gak bisa berpikir, aku gak mungkin bisa jawab pertanyaan mama.

AA Sr: Okay, bagus. Perbaiki ya, pola pikirmu. Memang semua orang bisa berpikir. Anjing juga bisa berpikir karena punya otak. Tapi… berpikir itu juga punya tingkatan. Kecerdasan itu ada tingkatannya. Otak itu punya sangat banyak sel. Sebanyak bintang di langit. Tapi kebanyakan manusia hanya menggunakan sebagian kecil sel-sel kelabunya itu. Kapan2 kita bahas lebih dalam ya. Trus, apa lagi yang penting yang bikin kau sekarang masih hidup..?

AA Jr: Paruparu, lambung, semuanya!

AA Sr: Semuanya ya… nah, itulah sistem. Nanti kita kembali ke sini. Mama mau tanya satu hal dulu.

AA Jr: Okay!

AA Sr: Kita sudah berhasil jadi janin, kita berhasil lahir ke dunia ini, dari bayi kita berhasil tumbuh hingga besar sebagaimana kondisi kita sekarang ini… Lalu, untuk apa kita masih tetap hidup? Kenapa kita masih melanjutkan hidup kita? Aisya, Kenapa kau masih melanjutkan hidupmu?

AA Jr: Untuk mencapai eh mewujudkan goal-ku.

AA Sr: Bagus, Aisya masih punya goal. Goal-mu apa sih..?

AA Jr: Aku mau kuliah, eh sekolah di luar negeri dengan beasiswa.

AA Sr: Trus kalo sudah bisa sekolah di luar negeri. Artinya goal-mu sudah tercapai. Artinya kau sudah siap mati?

AA Jr: Aku akan punya goal2 berikutnya. Aku akan bikin banyak goal, sampai aku sakit, sampai aku mati.

AA Sr: Ih! Jadi kau mau sakit dulu sebelum mati?

AA Jr: Ya, nggak. Pokoknya jalanin aja gitu loh.

AA Sr: Goal yang paling terdekat apa?

AA Jr: Kuliah.

AA Sr: Ada persiapanmu untuk itu ?

AA Jr: Ya aku kan belajar SAT, itu aja…

AA Sr: Kapan kau mau selesaikan belajarmu dan ikut test SAT ?

AA Jr: Gak tau, aku jalani aja.

AA Sr: Goal itu ya, suatu kemauan, suatu rencana yang dijalani prosesnya dan ada deadline-nya. Kalo gak ada target waktu. Itu bukan goal, tapi angan-angan. Kau bisa bedakan?

AA Jr: He-eh…

AA Sr: Jadi, kapan kau mau capai goal-mu itu ?

AA Jr: Tahun depan kalee…

AA Sr: Bagus! Setidaknya kau punya target. Jika belum tercapai karena ada halangan atau apa, yang tambah waktu lagi. Yang penting kau harus tentukan rentang waktunya, supaya kau bisa atur waktumu. Itu namanya sistem. Okay, sekarang Ancha. Mengapa kau masih melanjutkan hidupmu, Ancha?

HA: (diam)

AA Jr: Kenapa lo gak mati?

HA: Hmm, karena masih dikasih waktu ama Tuhan…

AA Jr: Ya, udah sih… Dia kan..

AA Sr: Aisya, biarkan Ancha bicara, belajar jadi pendengar yang baik. Kalo dia lagi bicara kita dengerin dong.

AA Jr: Kalo gitu, memang kenapa mama masih hidup?

AA Sr: Nanti aku juga jawab. Sekarang giliran Ancha yang bicara, kita dengerin, Sya… Ancha, lanjut, Nak! Belajar berekspresi, Nak!

HA: Karena, Tuhan masih kasih waktu buat raih citacita…

AA Sr: Okay, apa citacita-mu?

HA: Hmm…

AA Sr: Apa yang membuat kau tetap semangat hidup? Kau semangat gak hidup, Cha..?

HA: Iya.

AA Sr: Okay, yang membuat kau tetap semangat hidup?

HA: Teman-teman dan game.

AA Sr: Kalo gitu, upayakan agar itu bisa juga bikin hidupmu bermakna.

HA: Maksudnya, bermakna bagaimana, ma’..?

AA Sr: Ya, ada dampak baiknya bagi kehidupanmu ke depannya. Harus lebih banyak dampak positif-nya daripada dampak negative-nya ya.

HA: Oh, oke.

AA Jr: Nah sekarang, kenapa mama masih mau hidup?

AA Sr: Karena, aku sadari bahwa hidup ini rahmah, berkah sekaligus hidayah yang luar biasa! Aku mau menikmati hidupku sebagai manusia selama mungkin, karena menjadi manusia itu nikmat sekali. Kita punya kelengkapan, bukan hanya ruh, tapi juga fisik, pikiran dan jiwa. Kalau sudah mati, kembali hanya sebagai ruh, Gak bisa lagi mengalami sensasi-sensasi pada indera. Tapi, aku percaya reinkarnasi. Dan mungkin aku akan hadir lagi di kehidupan berikutnya sebagai manusia. Aku mau menikmati hidupku sebagai manusia dalam kondisi sehat fisikal, sehat mental dan sehat spiritual. Untuk itu, aku harus mengupayakan cara hidup yang sehat. Cukup? Atau masih perlu dijelasin lebih lanjut?

AA Jr: Kayaknya cukup deh.

AA Sr: Oke, Kita kembali ke “SISTEM”. Jadi, pada dan dalam diri kita, dalam diri tiap manusia itu sudah ada sistem. Semua organ pada dan dalam diri kita itu bekerja sama untuk kita bisa hidup. Itu namanya sistem. Jadi, sistem yang paling utama yang perlu kita tahu, yang perlu kita kenal dan kita pahami adalah Diri kita sendiri. Tadi, Aisya bilang diri manusia itu punya ruh, punya fisik. Bagus. Bagaimana dengan pikiran? Pikiran itu ruh atau fisik? Menurut Ancha…?

HA: Pikiran itu… Hmm…

AA Sr: Aisya..?

AA Jr: Dua-duanya. Ruh dan fisik.

AA Sr: Ancha..? Sudah bisa jawab..? Termasuk apa itu pikiran..? Pikiran juga kan bagian dari diri seorang manusia. Setiap manusia punya pikiran yang beda dengan orang lain. Tidak ada yang persis sama.

AA Jr: Yup!

AA Sr: Okay, jadi setiap manusia yang hidup punya ruh, ruh Allah, punya fisik, dan punya pikiran sendiri, yang dalam bahasa inggris disebut mind. Pernah dengar gak istilah “Body, Mind and Soul” ?

AA Jr: Kayaknya biasa ada di situs Yoga.

AA Sr: Betul, Sya. Tapi ada juga yang bilang “Body, Mind and Spirit” Hmm.. ada bedanya kah antara soul dan spirit? Ada yang tahu..? Aisya atau Ancha..?

HA: Nggak tau.

AA Jr: Sama aja kalee…

AA Sr: Pendapat mama begini. Tapi ini gak mutlak benar ya. Mama masih belajar juga sih. Soul itu ruh Allah, sepercik ruh Allah yang dititipkan pada setiap Diri manusia. Dan ruh ini suci dan tetap suci. Ini yang membedakan kita dengan makhluq lainnya. Sedangkan spirit itu energi kehidupan yang dikaruniakan bagi semua makhluq hidup, termasuk manusia. Jadi, manusia juga punya spirit. Spirit itu semangat hidup. Spirit itu jiwa. Antara fisik, pikiran, dan jiwa itu saling mempengaruhi. Jadi, ini juga sistem. Dan menurut mama sih, yang disebut sakit jiwa itu, kurang tepat, lebih tepat jika disebut gangguan pikiran. Gangguan pikiran ini yang mempengaruhi semangat hidup atau jiwa.

HA: Jadi, ada empat ya… body, mind, soul dan spirit ?

AA Sr: Mama pikir begitu. Tubuh fisik, pikiran, ruh dan jiwa.

AA Jr: Oh!

AA Sr: Jadi, sekarang kita lihat bahwa ada sistem dan sub-sistem pada dan dalam diri kita. Masing2 Diri kita ini adalah miniatur alam semesta. Kenapa mama bilang begitu? Ada yang tahu..?

AA Jr: Hmm…

HA: (diam)

AA Sr: Jadi, semua yang ada di seantero jagad, seluruh semesta ada juga pada diri tiap manusia. Ancha, dalam pelajaran agama Hindu ada kan disebut2 tentang Buana Alit dan Buana Agung. Apa tuh? Masih ingat pelajaran kelas 5 SD-mu, Cha..?

HA: Iya, Buana Alit itu manusia. Buana Agung itu alam semesta.

AA Sr: Bagus! Jadi, Buana Alit adalah miniatur Buana Agung. Ada lima unsur utama kehidupan yang sama2 dipunyai oleh Buana Alit dan Buana Agung. Masih ingat, apa itu, Cha..?

HA: Panca Maha Butha.

AA Sr: Bagus! Kelima itu, Udara, Air, Tanah atau Bumi, Api dan Cahaya, lalu Ruang. Sekarang coba kita dengar dari Aisya ya… Aisya kan pernah sekolah di pesantren, madrasah aliah. Pernah gak, kau pelajari tentang ayat-ayat Iqra’ di sekelah mu itu..?

AA Jr: Udah lupa ah.

AA Sr: Jadi, kata iqra’ itu ada tiga dalam al-Qur’an ya.. Iqra’ yang pertama, bahwa kita manusia perlu membaca atau belajar dengan nama/sifat Tuhan (pemelihara) yang menciptakan. Iqra’ yang kedua, bahwa kita manusia perlu membaca dengan nama/sifat Tuhan (pemelihara) yang kariim. Iqra’ yang kedua, bahwa kita manusia perlu membaca kitab, dilanjutkan dengan kalimat: cukuplah dirimu sebagai penghisab dirimu sendiri. Ada yang tahu apa itu hisab ?

AA Jr: Mengadili? Penghisab, Pengadil..? Yang mengadili..?

AA Sr: Betul, jadi, cukuplah diri kita sendiri yang mengadili diri kita sendiri. Jadi, kita perlu banyak introspeksi, merenungi diri kita sendiri. Kaitannya dengan kitab? Jadi, kitab yang dimaksud adalah Diri kita sendiri. Bukan kitab yang berupa lembaran2 kertas yang diketik dan dicetak. Jadi, bacalah Dirimu. Pelajari Dirimu. Kenali Dirimu. Ini juga sudah dianjurkan oleh Socrates, jauh sebelum adanya Qur’an yang tertulis. Karena, Diri kita ini, Qur’an yang hidup.

AA Jr: Hmm.. Baca Diri.

AA Sr: Ya. Jadi, untuk mengenali Sang Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta, kita perlu membaca alam semesta ini. Tapi, alam semesta ini sangat luas tak bertepi. Ini disebut Sistem Alam Semesta, atau Universal System. Umur kita gak cukup untuk travelling ke planet-planet lain di luar Galaksi Bimasakti. Karena itu, baca Diri saja dan alam sekitar kita yang bisa terjangkau indera dan pikiran kita.

HA: Hmm…

AA Sr: Jadi, sistem itu yang membuat segalanya berjalan dengan baik. Diri manusia. Alam semesta. Semuanya ada keteraturan dan kerjasama, saling interaksi, ada keseimbangan untuk kelangsungan hidup dan keberadaannya. Hmm… Jadi, kirakira sudah ada gambaran tentang sistem? Ohya, sistem pendidikan kita bagus gak sih..?

AA Jr: Jelek!

AA Sr: Jelek, kata Aisya. Haha... Aisya paling frontal menyatakan sikapnya. Di sekolah pernah lompat jendela gegara guru yang ngomong dua jam gak ada jutrungannya. Hahaa… Mama sependapat. Jadi, sistem itu punya 4 komponen penting. Ada yang bisa tebak? Tadi mama sudah kasih contoh: Diri Manusia.

HA: Tubuh kita..?

AA Sr: Ya. Jadi Diri Manusia ini adalah ruang. Ada ruang otak, ruang atau rongga dada, rongga perut, ada pembuluh darah yang bisa disebut sebagai ruang sirkulasi… Nah itu pertama. Kemudian, komponen kedua… ada yang tahu..? Aisya..?

AA Jr: Hmm…

AA Sr: Komponen kedua adalah waktu. Waktu Diri-mu apa Aisya..?

AA Jr: Waktu apa..?

AA Sr: Yang membuat Dirimu jadi suatu sistem..?

AA Jr: Gak tauk ahh..

AA Sr: Jadi, Dirimu punya waktu. Waktu sebelum lahir, waktu antara lahir dan mati, waktu tidur, waktu melek, waktu buang air eh berak… Gak bisa kan kau gak berak dalam beberapa hari? Jadi ada saatnya semua berproses. Kau dalam lima menit gak bernafas, bisa nggak, Sya?

AA Jr: Kalo dilatih mungkin bisa sih.

AA Sr: Lima menit loh!

AA Jr: Eh, gak bisa.

AA Sr: Jadi itu semua waktu. Kita bernafas setiap saat. Minimal bisa tahan 1 menit tahan nahas, untuk orang normal. Nah, sekarang yang ketiga. Apa tuh.. komponen ketiga dari suatu sistem… Aisya..?

AA Jr: Ahh..? Sistem apa dulu.

AA Sr: Ya, ini Diri kita, manusia. Kita kan bahas tentang Diri kita.

AA Jr: Komponen… Tauk, ahh…

AA Sr: Kan tadi sudah ada ruang, lalu ada waktu, apa lagi…?

AA Jr: Ruang, waktu… Apa lagi ya..?

AA Sr: Pelaku. Diri kita ini bisa jadi pelaku, artinya sesuatu yang melakukan sesuatu. Untuk menjadi pelaku, kita perlu zat dan energi. Untuk bisa melakukan sesuatu, kita perlu zat dan energi. Okay? Sekarang, komponen ke-empat dari suatu sistem, ada yang tahu..? Ancha..?

HA: Korban.

AA Sr: Loh, kok korban? Kok Ancha bisa berpikir begitu?

AA Jr: Mungkin karena tadi mama bilang, komponen ketiga itu pelaku. Pelaku itu kan subyek. Mungkin maksud Ancha obyek, ya..?

HA: He-eh..

AA Sr: Ohh… Hehee… nyambung juga ya… Tapi itu dalam konteks tata bahasa, bentukan kalimat ya. SPOK. Oke deh. Sekarang kita kembali ke pelajaran sistem. Kompnen ke-empat adalah aturan main.

HA: Aturan main..?

AA Sr: Ya. Aturan main. Misalnya. Seorang “pelaku” makan. Kalau kau makan terus, rusak nggak sistem-mu?

AA Jr: Ya rusaklah lambungku.

AA Sr: Ya. Jadi ada aturan main. Kalo, kau tahan nafasmu, Ancha selama lima menit, tanpa pernah latihan, meledak gak paruparumu jika tiba-tiba begitu..?

HA: Iya, mana tahan!

AA Sr: Nah, itu namanya aturan main. Jadi Diri kita ini sistem, dan di dalam diri kita, adalagi beberapa system, atau sub-sistem: ada system pernafasan, ada system pencernaan, ada sistem transportasi, ada sistem syaraf, sistem penglihatan, sistem pendengaran… Mau contoh lain selain Diri Manusia?

HA: Oke… apa ma?

AA Sr: Permainan sepakbola

AA Jr: masa’ sepak bola itu sistem?

AA Sr: Tadi masih ingat apa aja komponen suatu sistem, Cha?

HA: Ruang, Waktu, Pelaku dan Aturan-main.

AA Jr: Tunggu. Aku mo nanya. Kenapa disebut aturan main, bukan aturan saja?

AA Sr: Okay! Ini pertanyaan yang bagus! Ada aturan yang bikin sesuatu tidak bisa berlangsung. Banyak aturan di sekolah yang bukan aturan main, tapi aturan yang bikin mandek. Aturan main, selayaknya, eh, contohnya, jika kita mau dengar musik di hp atau radio-tape, kan kita tekan tuh tombol “play”… Hehee… Setuju..? Bisa kita lanjut..?

AA Jr: Oohh..

AA Sr: Ancha, apa komponen ruang dalam permainan sepak bola?

HA: Ruang bermain, eh, lapangan sepak bola.

AA Sr: Bagus. Jadi, ada batasnya ya… jika bola keluar batas, permainannya sah, nggak?

HA: Nggak dong.

AA Sr: Trus, komponen waktu dalam permainan sepak bola. Siapa yang mau jawab? Masih Ancha..? Ancha kan biasa main sepakbola.

HA: Iya. Ada waktu, dua ronde, masing-masing 45 menit, ada waktu istirahat di antaranya selama 15 menit.

AA Sr: Bagus! Sekarang, komponen ketiga, pelaku. Pelaku dalam permainan sepakbola. Aisya bisa jawab..?

AA Jr: Ya itu, dua kesebelasan yang saling adu.

AA Sr: Wasit, termasuk gak?

HA: Ya, termasuk dong.

AA Sr: Penonton, termasuk gak?

HA: Hmm.. ngaak. Permainan bisa tetap berlangsung tanpa penonton.

AA Sr: Bagus. Nah, terakhir… Komponen aturan main. Apa itu dalam permainan sepak bola, Aisya?

AA Jr: Ya aku gak tau lah. Aku gak hobi nonton apalagi main. Meneketehe!

AA Sr: Ancha tahu?

HA: Ya, satu group 11 pemain, boleh diganti tapi jumlahnya tetap 11 orang, tidak boleh menggunakan tangan untuk mengalihkan bola. Trus, bola gak boleh keluar lapangan… Hmm.. Aturan waktu itu juga termasuk aturan main, kan?

AA Sr: Bagus! Jadi itu contoh sistem yang sederhana. Nah, termasuk juga dalam tubuh kita ini. Semua organ tubuh juga sebagai pelaku, Aisya, Ancha… Contohnya: Jantung sebagai pelaku pemompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, membawa darah yang bermuatan oksigen, terutama ke otak. Otak menerima oksigen, sehingga bisa melanjutkan kerjanya yaitu berpikir dan dari berpikir itu bisa memerintahkan organ lain bekerja, contohnya tangan mau bekerja, hampir semua geraknya dikontrol oleh otak. Itu semua sistem. Jadi, ada pelaku. Mereka butuh zat dan energi. Sampai sini paham?

HA: Hmm…

AA Jr: Ya

AA Sr: Bagus! Kalo gitu, sekarang Aisya. Coba bertanya. Ajukan pertanyaan dari apa yang kita bicarakan tadi. Buat pertanyaan. Sekarang kan pelajaran kita SISTEM. Tapi, dari pelajaran kemarin, kau belum kelar. Tetap PR itu dilanjutkan jawabannya ya.

AA Jr: Gak. Aku gak ada pertanyaan.

AA Sr: Berarti kau gak ngerti ya…?

AA Jr: Ngerti, tapi… aku memang gak ada pertanyaan.

AA Sr: Ancha, buat pertanyaan dari apa yang kita bicarakan tadi… Ayo, ekspresikan. Kalo kau berpikir, kau pasti bisa bertanya.

HA: (diam)

AA Sr: Gak biasa bertanya di sekolah ya..? Orang yang jarang bertanya, sebenarnya kurang berpikir. Aisya waktu kecil, suka sekali bertanya, kayak filsuf.

AA Jr: (diam)

HA: (diam)

AA Sr: Okay, jika gak ada pertanyaan, kita tutup aja. Mama pesan lagi, agar kita jalani program belajar ini dengan serius ya. Ini lebih penting daripada sekolah formal kalian. Mama yakin banget. Bisa serius, Aisya, Ancha..?

AA Jr: oke deh.

HA: Ya, ma’.


Sekian ~~~


PR:

1. Melengkapi/menyempurnakan makna nama-mu

2. Bikin gambaran atau contoh suatu sistem yang ada pada Diri-mu (bisa: Sistem Transportasi, Sistem Pencernaan, Sistem Pernafasan, Sistem Pendengaran, Sistem, Penglihatan, dll).

-----------------------------------

PR Pekan Lalu:


Aisya Aldila

Soal 1:

“Mengapa Aku ada di kehidupan ini?” 

Aku ada di kehidupan ini karena chemistry antara sel telur mamaku dan sel sperma papaku. Awalnya, aku menjadi janin dan bayi yang siap lahir dari Rahim mama, lalu aku lahir dan tumbuh besar.

Soal 2:

“Aku ini siapa?” 

Aku ini buah Cinta mama-ku dan papa-ku yang lahir dan akhirnya diberi nama Aisya Aldila.

Soal 3:


Namaku adalah Aisya Aldila. Aisya adalah nama istri nabi Muhammad yang paling disayang sedangkan Aldila adalah singkatan dari kalimat “Alhamdulillah dia lahir”.

Catatan tambahan dari mama:

Nama papa-mu: Laode Burhanuddin Mursali, biasa disebut Rudi
Nama mama-mu: Anita Syafitri Arif, atau Anetha Athena
Mama menyebut-mu dalam doa dengan nama Aisya Aldila binti Laode Burhanuddin Mursali.
Tempat/Hari/Tanggal lahirmu: Makassar / Jumat / 6 Oktober 1995M / 11 Jumadil Awal 1928H


Anetha Athena

Soal 1:

“Mengapa Aku ada di kehidupan ini..?”
Aku ada di kehidupan ini karena telah terjadi pertemuan cinta, chemistry antara sel telur mamaku (Murniati binti Chalid) dan sel sperma papaku (Arifuddin Ali bin Muhammad Ali Patunru). Jadi aku ada di kehidupan ini karena adanya Cinta. Itu awalnya. Kemudian aku menjadi janin yang siap lahir sebagai bayi manusia, karena ada kekuatan alam, yaitu kekuatan Yang Maha pen-Cinta (Rahman) dan Yang Maha Pemelihara (Rahim). Lalu aku berhasil lahir dan tumbuh, juga karena ada kekuatan alam, yaitu kekuatan Yang Maha pen-Cinta dan Yang Maha Pemelihara.


Soal 2: 

“Aku ini siapa?”
Aku ini buah Cinta mama-ku dan papa-ku yang diberi nama Anita Syafitri Arif. Namun dalam perjalanan mencari Diri dan menemukenali kesejatian Diri, aku menemukan nama yang lebih tepat, yaitu: Anetha Athena. Anita Syafitri Arif, maupun Anetha Athena, adalah seorang manusia, makhluk individual sekaligus makluk sosial yang lahir di Kota Makassar pada Ahad / 2 Februari 1969M / 15 Dzulqa’idah 1388H, saat bulan purnama.

Soal 3: Makna Nama

Anita = jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna
Syafitri = yang suci, kepercayaan
Arif = bijaksana, mengenal
Anita Syafitri Arif, adalah perempuan yang berjiwa merdeka, menemukan dan menjalani hidup yang tenteram menuju kesempurnaan dengan senantiasa menjaga/memelihara jiwa yang suci dengan mengenal/mempelajari apa saja yang perlu dipelajari agar bisa bersikap dan bertindak bijaksana.

Anetha = perempuan dengan kesucian spiritual
Athena = dewi kebijaksanaan, yang punya daya magis, yang senantiasa berenung dan berpikir, selayaknya filsuf
Anetha Athena, adalah perempuan dengan kesucian spiritual, cerminan dewi kebijaksanaan yang berdaya magis, yang senantiasa berenung dan berpikir, selayaknya filsuf.

Hamzah Ali

Soal 1:

"Mengapa aku ada di kehidupan ini?"

Aku ada di kehidupan ini karena ada pertemuan cinta, antara sel telur mamaku dan sel sperma papaku; Dan,  untuk menjadi pemimpin, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, minimal di keluarga sendiri.

Soal 2:

"Aku ini siapa?"

Aku adalah buah cinta dari kedua orang tua ku, yang diberi nama oleh nenekku Hamzah Ali

Soal 3:

Hamzah= pemimpin yang kuat dan bijaksana
Ali = tinggi, sangat baik, mulia, pemimpin

Catatan tambahan dari mama:

Nama papa-mu: Laode Burhanuddin Mursali, biasa disebut Rudi
Nama mama-mu: Anita Syafitri Arif, atau Anetha Athena
Mama menyebut-mu dalam doa dengan nama Hamzah Ali bin Laode Burhanuddin Mursali.
Tempat/Hari/Tanggal lahirmu: Jakarta Selatan / Ahad / 29 Januari 2006M / 29 Dzulhijjah 1938H, bertepatan dengan hari Imlek dan sehari sebelum tahun baru hijriah, 1 Muharram.

♡♡

Tidak ada komentar:

Posting Komentar