Minggu, 30 Januari 2022

KESADARAN ALGORITMA

Sejak akhir abad ke-20, penggunaan komputer dan dunia siber semakin marak. Sejalan dengan itu, makin banyak manusia yang hidup dengan kebergantungan pada teknologi komputer, terutama dalam hal teknologi informasi dan komunikasi yang sokongan utamanya berupa kecerdasan tiruan, atau dalam bahasa pasarannya disebut artificial intelligence (AI).


Namanya juga artifisial atau tiruan, tentu ada yang ditiru. Apa yang ditiru? Sebenarnya, otak manusia adalah komputer yang sangat canggih dan lengkap, melebih komputer dengan AI manapun. Sayangnya, hanya sedikit, sedikit sekali manusia yang mau benar2 mengenali potensi Diri-nya, yang terutama berada dalam organ otak-nya.




Nilai manusia, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an adalah diukur pada kualitas kepemimpinannya.

Pemimpin yang dimaksud di sini bukan sebagaimana yang disebut sebagai 'leadership' pada umumnya, yang justru menafikan nilai kemanusiaan manusia2 lain, yang justru lebih cocok disebut 'penguasa' atau 'penindas'. 

Pemimpin yang aku maksud di sini, adalah apa yang disebut sebagai 'khalifah', yaitu yang dapat mengenali sifat-sifat alam, dan dapat memecahkan masalah secara ekologis. Karena manusia tercipta sebagai wakil Allah, Rabb al 'aalamin, Sang Pemulih, Pemelihara dan Pelestari kehidupan di seluruh Alam. 


Kehidupan Alam yang dimaksud, terutama dan teristimewa adalah kehidupan di Alam Diri sendiri, kemudia Alam Sekitar di Bumi ini, lalu Alam Semesta Raya yang tak berbatas tak berhingga, tak berawal dan tak berakhir. Jangan terbalik urutannya, siapapu tidak bisa memelihara alam yang lebih luas jika tidak mampu memelihara alam Diri-nya. Jangan mimpi mengubah dunia jika tak mampu mengubah Diri sendiri menjadi manusia yang lebih baik dan lebih berguna bagi kehidupan makhluk2 hidup di sekitarnya.


Dalam sejarah peradabannya, manusia telah membangun sistem irigasi modern sejak zaman Mesir Kuno, yaitu pada sungai Nil, sungai Eufrat dan sungai Tigris pada abad ke-60 SM atau 6000 tahun sebelum Masehi. Nabi Nuh hidup pada abad ke-40 SM tepatnya dalam periode 3993-3043 SM, dan beliau memimpin pembuatan kapal yang tentunya juga memerlukan perhitungan2 matematis. Kemudian manusia juga membangun piramida raksasa pada abad 2700 SM, bangunan yang hitungannya juga sangat matematis.


Nabi Muhammad yang hidup pada akhir abad ke-6 hingga awal abad ke-7 Masehi, menyampaikan wahyu Allah, mewasiatkan al-Qur'an secara lisan. Dan kemudian pada pertengahan abad ke-7 Masehi, yaitu pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan (644-655 M atau 23-35 H) al-Qur'an dibukukan. Adalah  Zaid bin Tsabit (yang dikenal sebagai juru tulis al-Qur'an di masa Rasulullah) yang ditugasi oleh Khalifah Abu Bakar (atas usulan sahabatnya yang juga sahabat Muhammad: Umar) untuk menuliskan dan mengumpulkan kembali naskah2 al-Qur'an yang masih berserakan. Dan, pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan, al-Qur'an ditulis untuk pertamakalinya sebagai satu mushaf.


Entah, keajaiban apa, sehingga al-Qur'an dapat tersusun secara sangat akurat (mewakili geometri anatomi manusia dan Bumi), terstruktur sekaligus acak, dan sistematis. Walaupun dalam mushaf itu kata "nol" tidak disebutkan secara eksplisit, namun banyak frasa yang merujuk pada makna "nol" yang bisa bermakna "kosong" atau "ketiadaan", atau "netral", atau "antara plus dan minus", atau "antara kanan dan kiri" dan "tengah". Ayat2 al-Qur'an tertulis dalam aksara, dengan arah dari kanan ke kiri, namun bilangan2 urutan ayat2 di setiap surah ditulis dengan arah dari kiri ke kanan. Bilangan 10 ditulis ١٠ menandakan bahwa angka nol dilambangkan dengan titik. Nama lain al-Qur'an adalah al-Furqan, artinya pembeda. Jadi al-Qur'an adalah manifestasi angka nol itu sendiri.


Konon, dan banyak yang percaya bahwa angka nol ditemukan pada abad ke-7 Masehi oleh ahli matematika yang berasal dari dan tinggal di India, bernama Brahmagupta. Beliau hidup pada 598 – 668 Masehi . Namun, seperti yang kusampaikan di awal tulisan ini, sejak zaman Mesir Kuno, manusia telah hidup dalam peradaban dengan sistem irigasi modern yang tentunya memerlukan perhitungan2 matematis terhadap musim dan topografi Bumi.


Pendapat bahwa angka nol ditemukan pada abad ke-7 ini mungkin karena sebelumnya, bangsa Romawi tidak menggunakan angka nol. Sistem bilangan Romawi menggunakan huruf, yaitu I, II, III, dst. ini diulas pada tautan tentang angka nol


Mengapa angka nol penting? karena ini adalah komponen utama dalam algoritma alias proses pemecahan masalah. Sifat angka nol penting dalam proses menemukan solusi yang tepat bagi setiap persoalan kehidupan.


Istilah "algoritma" baru mulai dikenal pada abad ke-9 Masehi. Adalah Abu Ja'far (orang yang punya anak bernama Ja'far) Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī (Persia: موسی خوارزمی, diromanisasi: Moḥammad bin Musā Khwarazmi) yang hidup pada 780 – 850 Masehi, seorang polymath Persia dari Khwarazm, yang menghasilkan karya-karya yang sangat berpengaruh dalam matematika, astronomi, dan geografi. Sekitar tahun 820 M dia diangkat sebagai astronom dan kepala perpustakaan House of Wisdom di Baghdad. Selengkapnya, bisa baca di sini.


Jadi, kata Algoritma berasal dari nama beliau "Al Khwarizmi" yang jika dibaca berbunyi /algoritsmi/ yang mencuat sejak 825 M menyertai bukunya yang termasyhur: Al-Jabr Wa-al Muqabla. Beliau dikenal juga sebagai Bapak Aljabar Dunia atau Bapak Matematika.



Algoritma kemudian didefinisikan di beberapa kamus sebagai metode yang terdiri dari langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis untuk memecahkan/menyelesaikan masalah. Jika disederhanakan, Algoritma dapat disebut juga urutan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu persoalan. Definisi ini antara lain bisa dilihat pada kamus Merriam-Webster


Kesimpulan


Terlepas dari siapa penemu dan kapan ditemukan angka nol pertama kalinya, Penulis memiliki keyakinan bahwa kemampuan atau naluri algoritma memang sudah ada pada Diri setiap manusia. 


Kemampuan ini berpusat pada organ otak, yaitu kerjasama antara otak besar (cerebrum), dalam bahasa al-Qur'an disebut sebagai shudur adalah gudang memori atau penyimpan data, dan otak kecil (cerebellum), dalam bahasa al-Qur'an disebut fuad, sebagai pengolah data. Namun yang menentukan hasil dari proses itu benar atau tidak ditentukan oleh titik cahaya yang berada pada area Hypothalamus, lokasinya di tengah otak besar, tepat di pertemuan antara otak kiri dan otak kanan. Area tempat cahaya ini disebut sebagai qalbu dalam al-Qur'an, dan dalam bahasa pasarannya disebut "heart". inilah sebenarnya hati nuranim yang berperan sebagai penjaga konteks.


Data2 dan informasi2 yang dioleh dan dikelola di otak akan sampai di seluruh DNA pada setiap sel tubuh manusia. Makin jelas dan makin intens informasi2 itu di otak, pengaruhnya pun makin efektif pada DNA, yang pada gilirannya mempengaruhi sikap dan tindakan manusia pemilik otak tersebut.


Kemampuan Algoritma ini, adalah kemampuan kepemimpinan sejati, yaitu memecahkan persoalan2 kehidupan, menemukan solusi lestari (ekologis) bagi masalah2 kehidupan. Kemampuan Algoritma ini hanya berfungsi efektif pada diri seorang manusia jika dia bisa senantiasa me-nol-kan dirinya.


Anita Syafitri Arif

Desa Megati, Tabanan, Bali, 

Senin, 31 Januari 2022 / 29 Jumadil Akhir 1443 / 29 Desember 2021 (Lunar), hari Jia Shen, bulan Xin Chou, tahun Xin Chou (Sapi Jantan) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar