Kegiatan bedah buku dapat berupa penulisan resensi buku oleh pemerhati umum sebagai wujud kepedulian, maupun oleh pihak akademisi sebagai bagian dari kegiatan akademik dalam kurikulum untuk diajukan pada lembaga jurnal akademik.
Kegiatan
bedah buku juga dapat berupa suatu lokakarya yang dirangkaikan dengan momen
peluncuran buku (buku-buku) baru tersebut. Atau...
Kegiatan bedah buku juga dapat menjadi bagian dari suatu acara tahunan suatu lembaga akademik.
Maksud Bedah
Buku
Meningkatkan budaya membaca dan menulis, terutama di lingkungan pendidikan.
Meningkatkan kemampuan literasi, yaitu mem-persepsi-kan sensasi2 (audio, visual, verbal) dan kemudian meng-konsepsi-kan persepsi2 itu secara benar, sehingga memberi nilai tambah bagi kualitas kemanusiaan Diri.
Meningkatkan
kualitas SDM, guna membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Tujuan Bedah
Buku
Mempelajari dan mengevaluasi kualitas suatu buku secara keseluruhan, baik kualitas isi/konten (tatabahasa, sintaksis, semantik, kesahihan data/informasi, analisis, sintesis, renungan, imajinasi, dll.) maupun kualitas desain penyajian-nya (tataletak, komposisi narasi, gambar, tabel, sampul, ukuran, jenis kertas, dll).
Kualitas
yang dimaksud adalah efektifitas buku sebagai sumber pengetahuan dan/atau
sumber inspirasi yang dapat memberi nilai transformasi Diri bagi pembacanya.
Sistem (Acara) Bedah Buku
Ada dua jenis acara bedah buku, yaitu bedah buku terpusat dan bedah buku partisipatif.
Bedah buku terpusat, memerlukan seorang Pembedah Buku khusus, dan peserta bersifat pasif terhadap penilaian buku, hanya mengikuti apa pandangan dan penilaian Pembedah Buku itu. Dan di akhir acara, pembedah buku menerima sertifikat, dan para peserta dapat memutuskan untuk membeli buku yang telah dibedah itu atau tidak. Namun, ada juga acara bedah buku terpusat yang mengenakan bayaran pada peserta, sudah termasuk mendapatkan buku tersebut saat registrasi ulang.
Bedah buku partisipatif, tidak memerlukan seseorang dengan predikat Pembedah Buku atau dalam bahasa pasarannya disebut "Book Reviewer". Dalam proses kegiatan bedah buku partisipatif, calon peserta, dan semua yang terlibat (yang akan hadir) diajak aktif membaca buku (yang akan dibedah) beberapa hari sebelum acara digelar. Jadi, semua hadirin bisa berperan sebagai Pembedah Buku.
Dalam proses bedah buku partisipatif ini, calon peserta tentu saja diharapkan membaca buku tersebut lebih dahulu. calon peserta dapat membaca buku tersebut yang sudah menjadi inventaris perpustakaan. Atau, calon peserta dapat membeli buku tersebut melalui pemesanan pada panitia. Agar lebih hemat, calon peserta disarankan hanya membeli versi e-book -nya saja, namun, jika berkeinginan memiliki versi cetak-nya, dapat memesan sebulan sebelum acara, agar pihak penerbit bisa mempersiapkan. Adapun waktu untuk membaca suatu buku dan membuat catatan pembedahannya diperkirakan membutuhkan waktu 2 hingga 3 pekan.
Jika
dikaitkan dengan maksud dan tujuan bedah buku secara idealnya, maka jenis kedua, yakni bedah buku
partisipatif akan lebih efektif.
Komponen
Sistem Bedah Buku Partisipatif
Ada
empat komponen dalam sistem ini, yaitu: komponen pemain, komponen waktu,
komponen tempat, dan komponen atuan main. Keempat komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:
Komponen
Pemain:
1.
moderator
2.
penyaji
Bedah Buku
3.
peserta
= pembaca = penanya
4.
penulis/penerbit
= penanggap
(2 dan 4
bisa dirangkap)
Seluruh
pemain (1,2,3 dan 4) sekaligus berperan sebagai pembedah buku atau book reviewer
Komponen
Waktu:
dalam
rangkaian acara ... ... ...
tanggal,
bulan, tahun
alokasi
waktu pemaparan ( ... menit)
alokasi
waktu tanya~ jawab ( ... menit)
Komponen
Tempat:
alternatif
:
perpustakaan,
ruang kelas, auditorium / rg. serbaguna
di
Kampus ... ... ... dll.
(alamat
jelas)
Komponen
Aturan Main:
A.
Persiapan (sebelum acara)
calon
peserta diharapkan membaca buku yang akan dibedah, agar dapat menyiapkan
pertanyaan2 matang; pihak panitia mencatat nama dan alamat email atau no.
kontak WA para pembeli/pemilik/pembaca buku.
koordinasi
para-pihak.
B.
Kegiatan Utama (saat acara berlangsung):
penyajian
Bedah Buku;
sesi
tanya-jawab;
butir2
pelajaran bagi peserta & penyaji.
C.
Evaluasi (sesudah acara)
penulis/penerbit
memperbaiki buku sesuai hasil bedah buku;
penulis/penerbit
menyampaikan hasil perbaikan kepada pihak penyelenggara acara (minimal e-book),
juga mengirimkan catatan evaluasi/perbaikan kepada para pemilik buku melalui
email.
Poin-poin penting yang dapat menjadi perhatian dalam catatan pembedahan buku, antara lain:
Apa
argumen buku itu?
Apakah
buku itu melakukan apa yang dikatakannya akan dilakukan? (integrasi kata pengantar, daftar isi dan isinya).
Apakah
buku tersebut merupakan sumbangan bagi bidang atau disiplin ilmu?
Apakah
buku tersebut berhubungan dengan debat atau tren terkini di lapangan dan jika
ya, bagaimana caranya?
Apa
silsilah teoretis atau aliran pemikiran dari mana buku ini muncul?
Apakah
buku itu ditulis dengan baik?
Apa
istilah2 dalam buku dan apa definisinya?
Seberapa
akurat informasi (misalnya, data statistik, peta, tanggal, catatan kaki, daftar pustaka)?
Apakah
ilustrasinya membantu? Jika tidak ada ilustrasi, seharusnya ada?
Siapa
yang akan mendapat manfaat dari membaca buku ini?
Bagaimana
buku ini dibandingkan dengan buku-buku lain di bidang yang sama atau terkait?
Jika itu adalah buku teks, kursus/sekolah apa yang dapat menggunakannya? dan
Seberapa jelas struktur
buku dan contoh-contohnya?
Dan sebagainya, siapa pun yang berperan sebagai
pembedah buku bebas mengungkapkan argumen, pandangan, pendapat maupun kritik
dan usulannya.
~~~
Artikel
ini dirangkum dan diringkas dari berbagai sumber (tautan di internet) dan
pengalaman penulis: Anita Syafitri Arif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar