hanya dua anak memang yang aku urusin, perempuan 25 tahun dan laki-laki 14 jalan 15 tahun. tapi selama masa pandemi ini jadi sangat terasa keremponganku sebagai emak-emak. bagaimana tidak, aku harus memastikan anak2 dan aku aman dari terinfeksi virus, juga tidak jadi mediator penyebaran virus. aku gak mau kami jadi bagian masalah, apalagi dampaknya ke orang banyak.
urusan pengadaan konsumsi dan bebersih pakaian dan segala
peralatan rumah tangga jadi lebih ribet daripada sebelum pandemi. sebelum keluar
rumah untuk belanja bahan makanan di dalam wilayah desa ini (di warung bu
prapta di utara atau di karang bu ayu di selatan, sesekali ke minimart jika harus tarik tunai), aku harus dengan persiapan
memakai masker wajah, pelindung wajah, bawa botol kecil berisi cairan pensanitasi
tangan, atau tisu basah dgn bahan disinfektan.
pergi ke dan pulang dari tempat belanjaan biasanya aku
jalankaki atau gowes sepeda bututku. sampai di rumah, naroh belanjaan di lantai
bawah meja dapur, dan kusterilkan diriku dulu. di halaman belakang kulepas masker
dan pelindung wajah serta semua pakaian luar, kugantung di tali jemuran, lalu
bersihin tangan dgn cairan pensanitasi.
kerempongan selanjutnya, memastikan semua belanjaan
tersanitasi. ada yang kucuci dengan sabun cuci piring, ada yang hanya dilap
dengan tisu basah atau serbet basah yang sudah dicelupkan di cairan rebusan daun
intaran plus daun sirih (disinfektan alami), lalu yang basah dilap kering lagi.
makanya, banyak serbet yang harus dicuci tiap tiga hari. uhuks!
sesudah semuanya kupastikan aman dari virus/kuman, mulailah
aku olah bahan2 makanan itu. dalam proses memasak dan menggoreng juga lebih
rempong karena aku memilih yang rada2 primitif. gak menggunakan rice-cooker
listrik, tapi dengan panci biasa dan dandang kukusan. kadang2 malah gunakan tungku
tanah liat untuk kompornya, jika ada persediaan sabut kelapa dan/atau kayu
bakar, akibatnya pantat panci2 pada hitam karena asap api, hahaa.
yang paling menambah kerempongan lagi tuh, jika air pdam gak ngalir. duh! aseli rempong!
tadi pagi, aku bilang ke anak2, aisya, ancha, keep on your
mind ya, mamak ini rempong tiap hari nyediain kalian makan tiga hingga empat kali sehari,
sebenarnya lebay deh! mamak aja hanya makan sekali sehari. ini benar2
privilege bagi kalian berdua. actually, these things, cooking and feeding you three times a day, are not my obligation anymore.
sudah bukan lagi kewajiban mamak mengurusin makan kalian yang sudah segede ini, apalagi secara berlebihan begini, lagi pula banyak makan bikin kalian bodoh, gak bisa berpikir jernih. selain itu, sistem pencernaan di tubuh kalian juga bekerja keras, dan ngaruh juga ke sistem2 lain, termasuk sistem peredaran darah. cobak renungkan itu saluran drainase kita yang mampet. ada banyak lemak2 dari sabun mandi kalian dan kotoran lain yang nempel di dinding pipa saluran. begitu juga dinding2 pembuluh darah kita jika terlalu sering dilalui bahan2 makanan, apalagi yang berlemak. lebay!
terserah, jika kalian mau bilang mamak ini bukan ibu yang ikhlash. justru kalian berhutang! bukan berhutang pada mamak, tapi pada diri kalian sendiri dan pada semesta. makanya, belajar yang benar untuk jadi manusia merdeka. mamak kan sudah fasilitasi lebih dari 40 #selasabelajarbersama. jika kalian serius mau jadi manusia yang bener, ulang2lah pelajaran itu dan banyak2lah berenung, agar benar2 paham tentang diri kalian dan makna hidup ini.
suatu saat jika waktunya sudah tepat, mungkin sesudah masa pandemi ini, mamak mau pensiun dari peran #emak2rempong. mamak mau fokus jadi pertapa aja. kalian gak usah khawatir, di masa depan kalian, mamak tidak bakalan ngerepotin kalian. mamak sudah persiapkan diri jadi orangtua yang merdeka dan mandiri. mamak sadar bahwa tugas utama mamak sebagai manusia adalah meng-hamdu-kan diri ini bagi allah, sebagai rabb al 'aalamiin. sebagai pemelihara alam, baik alam diri ini, alam sekitar, maupun alam semesta raya yang tak berbatas ini. mamak mau mengembalikan tubuh ini dalam kondisi yang tetap baik dan terpelihara. mamak mau akhir yang sempurna.
#selamathariperempuanindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar