Sebelum menyelami, menganalisis dan mensintesis makna ketiga kata, yakni
HIJÃB (حِجَاب), KHIMÃR (خِمار), dan JILBÃB (جِلْبَاب) yang secara tradisi merujuk pada pakaian tubuh fisik perempuan, secara reflektif dan Qur'ani, maka kita perlu pijakan dan pegangan yang kuat di benak kita akan fungsi al-Qur'an ini sendiri, yaitu sebagai Hudallinnãs dan sebagai Syifã'ulinnãs.
Al-Qur'an adalah hudan li an-nãs; Artinya, al-Qur'an adalah petunjuk bagi semua dan setiap insãn, petunjuk bagi setiap individu, sebagaimana 'manual' bagi penggunaan dan pemeliharaan Diri kita masing-masing; Artinya, setiap kata, setiap frasa, setiap kalimat, bahkan setiap huruf dan tanda baca dimaksudkan sebagai 'cermin' diri kita sendiri.
Jika suatu ayat al-Qur'an menyebutkan kata 'an-nisã' apakah ayat itu berlaku bagi pembaca-nya yang laki-laki? Jika tidak, artinya hal ini membatalkan fungsi al-Qur'an sebagai Hudallinnãs.
Dan yang paling menentukan kesehatan
holistik kita sebagai Manusia adalah keadaan JIWA kita. Jadi, jika Al-Qur'an
adalah Syifã'ulinnãs, alias penyehat bagi manusia, maka pesan dalam setiap ayat
al-Qur'an terutama ditujukan bagi jiwa kita. Jiwa kita, bathin kita, tidak
memiliki jender atau jenis kelamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar