Jumat, 24 September 2021

BELAJAR BAHASA INDONESIA SECARA TERSTRUKTUR




Pendahuluan

Isi tulisan ini aku bagi dalam dua bagian besar, yaitu “kalimat” dan “naskah”. Di Bagian “kalimat”, kita belajar tentang tujuh hal, yaitu:  pengertian kalimat, komponen dan struktur kalimat, jenis-jenis kalimat, jenis-jenis kata, jenis-jenis frasa, paragraf, kesalahan yang lazim terjadi. Dan, di bagian “naskah”, kita dapat belajar tentang 3 hal, yaitu: pengertian naskah, komponen dan struktur naskah, kategori genre (aliran) penulisan.

Untuk pelajaran tentang ”naskah”, aku akan beri contoh-contoh struktur sederhana suatu naskah, baik naskah fiksi maupun naskah non-fiksi. Umumnya sih terdiri dari tiga bagian saja, yaitu pembukaan atau pendahuluan, isi dan penutup atau kesimpulan.


Kalimat

Sebelum sampai ke pengertian "kalimat", kita pelu mengetahui dulu apa itu "kata", apa itu "kata majemuk" dan apa itu "frasa".

KATA adalah satuan terkecil suatu bahasa yang terdiri dari dua huruf atau lebih. Contoh: oh; ke, ia, dia; aku; iya; tidak, bola; taman; udara; makan.

KATA MAJEMUK adalah gabungan dua kata atau lebih, yang berbeda dan membentuk sebuah makna baru. Dan kata majemuk tidak akan bisa disisipi atau dipisahkan karena akan menimbulkan makna yang berbeda. Contoh : kacamata; gelap gulita; rumah sakit; puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)

FRASA adalah bagian kalimat berupa gabungan dua kata atau lebih, namun belum memiliki suatu pokok pikiran yang utuh. Frasa bisa berfungsi sebagai subyek atau obyek, ada juga yang bisa berfungsi sebagai predikat, dan ada juga yang berfungsi sebagai unsur keterangan. Contoh: bola biru; bola merah; aku dan dia; tidur siang; makan malam; di depan rumah; udara bersih dan segar.

KALIMAT adalah gabungan dua kata atau lebih, dengan suatu pokok pikiran, terdiri dari sedikitnya unsur subyek (S) dan predikat (P), lebih lengkap, jika ada unsur S, P dan obyek (O), lebih lengkap lagi jika ada unsur S, P, O dan keterangan (K). Susunannya bisa sebagai SPOK, bisa juga dengan mendahulukan unsur “keterangan”, menjadi KSPO. Unsur keterangan (K) bisa berupa keterangan tempat, waktu, cara, keadaan/sifat dan jumlah/frekuensi. 

Berikut ini aku sajikan beberapa contoh2 sederhananya.


contoh kalimat dengan unsur S dan P

Aku bahagia.

Dia menari.

Matahari bersinar.


contoh kalimat lebih lengkap, jika ada unsur S, P dan obyek (O),

Aisyah melukis pemandangan.

Kalian bermain bola.


contoh kalimat sangat lengkap lagi, yaitu ada unsur S, P, O dan keterangan (K).


Dia membuat boneka kemarin.

Hamzah bermain layang-layang di lapangan.


JENIS-JENIS KALIMAT


1. Berdasarkan sifat predikat kata kerjanya, terbagi jadi: 

1.1. kalimat aktif

1.2. kalimat pasif


2. Berdasarkan sifat muatannya, terbagi menjadi:

2.1. kalimat positif

2.2. kalimat negatif/sangkal


3. Berdasarkan tanda pada akhir kalimat, terbagi jadi:

3.1. kalimat berita, yaitu diakhiri dengan tanda titik (.)

3.2. kalimat tanya sederhana (butuh jawaban ya/tidak), yaitu diakhiri dengan tanda tanya (?)

3.3. kalimat tanya dengan kata tanya, juga diakhiri dengan tanda tanya (?)

3.4. kalimat seruan/ajakan, yaitu diakhiri tanda seru (!)


4. Berdasarkan jumlah pokok pikirannya, terbagi menjadi:

4.1. kalimat tunggal

4.2. kalimat majemuk, yang dibagi lagi menjadi:

4.2.1. kalimat majemuk setara

4.2.2. kalimat majemuk bertingkat



JENIS-JENIS KATA

 


Kata-kata yang dapat digunakan sebagai unsur subyek dan unsur obyek dalam kalimat adalah: 

kata benda, contoh: guru, anak-anak, buku, pohon, matahari, udara, dan sepeda.

kata yang dibendakan, contoh: pelajaran, kehidupan, perjalanan, dan pemikiran.

kata ganti (orang), yaitu: aku, saya, kami, kau, anda, kamu, ia, dia, mereka, dan (nama orang).



Kata-kata yang dapat digunakan sebagai unsur predikat dalam kalimat, adalah:


kata kerja murni, contoh: dengar, nyanyi, dan tulis.

kata kerja transitif, contoh: mendengar(kan), menyanyi(kan), dan menulis(kan).

kata kerja intransitif, contoh: tidur, duduk, dan lari/berlari.

kata kerja pasif, contoh: dipukul, tersanjung, diberitakan, dan tersebar.

kata sifat / keadaan, contoh: rajin, bahagia, kecil, merah, jauh, langsing, dan lebat.



Kata-kata yang dapat digunakan sebagai unsur keterangan dalam kalimat, adalah:


kata cara yang berasal dari kata sifat / keadaan, contoh: cepat, lambat, dan gembira.

kata tempat, biasanya didahului dengan kata depan di, ke, atau pada, contoh: (di) rumah, (di) Indonesia, (ke) sekolah, dan (ke) balai desa.

kata waktu, contoh: kemarin, sekarang, besok.

kata jumlah, contoh: satu, duapuluh, selusin, sewindu, dan seabad.

kata frekuensi, contoh: sering, jarang, dan selalu.

kata penghubung, contoh: dan, serta, tapi, tetapi, dan namun. 



JENIS-JENIS FRASA


Frasa yang dapat digunakan sebagai unsur subyek dan unsur obyek dalam kalimat, (disebut juga frasa nomina) adalah: 


frasa benda, contoh: lemari kayu, meja lipat

frasa yang dibendakan, contoh: pelajaran kehidupan, perjalanan keliling dunia, dan pemikiran liberal.

frasa pengganti (orang), yaitu: aku dan dia, engkau dan dia, Aisyah dan Ancha.



Frasa yang dapat digunakan sebagai unsur predikat dalam kalimat, (ada yang tergolong frasa verbal, ada juga yang tergolong frasa adjektiva), yaitu:


frasa verbal transitif, contoh: menjaga-lestarikan, menyebar-luaskan.

frasa verbal intransitif, contoh: tidur siang, makan malam.

frasa verbal pasif, contoh: dijaga-lestarikan; disebar-luaskan.

frasa adjektiva, contoh: cantik sekali, sangat menggiurkan.



Frasa yang dapat digunakan sebagai unsur keterangan dalam kalimat, adalah:


frasa cara, yang berasal dari kata sifat / keadaan, contoh: dengan cepat, secara lambat, dengan gembira.

frasa tempat, biasanya didahului dengan kata depan di, ke, atau pada, contoh: di rumah, di depan rumah, di Indonesia, ke sekolah, dan ke balai desa.

frasa waktu, contoh: tadi pagi, nanti malam, besok sore, selasa kemarin, dan dua pekan depan.

frasa jumlah (numeralia), contoh: lima ratus, dua lusin, tujuh meter kubik, dan delapan abad.

frasa frekuensi, contoh: tidak pernah, setiap hari, dan setiap bulan.

frasa penghubung, akan tetapi, oleh karena itu, dan disebabkan oleh.



Berdasarkan fungsinya dalam kalimat, frasa juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu frasa eksosentrik dan frasa endosentrik.



FRASA EKSOSENTRIK adalah frasa yang tidak memiliki konstruksi sama seperti unsur atau komponen pembentuknya. Artinya, ketika salah satu komponennya dihilangkan, dapat mengubah makna kalimat.


Frasa eksosentrik terdiri dari tiga jenis, yaitu frasa eksosentrik direktif, frasa eksosentrik non-direktif, dan frasa eksosentrik konektif.


contoh frasa eksosentrik direktif:


Pulpen kakak ada di atas meja belajar.

Setiap hari aku selalu melihat pengemis itu di depan masjid.


contoh frasa eksosentrik non-direktif:


Putri adalah sang primadona kampus.

Perempuan kutu buku itu ternyata kakak Ancha.


contoh frasa eksosentrik konektif:


Aku hendak menulis buku kedua.

Mereka terlihat akur ketika menghadiri acara pernikahan anak mereka.




FRASA ENDOSENTRIK 


Adalah frasa yang punya distribusi sama atau setara. Ketika salah satu unsur atau komponennya dihilangkan, frasa itu masih dapat digunakan, tidak mengurangi makna kalimat. 


Contohnya: 


Lovie membeli ponsel baru merek terkenal


Ketika kata ‘merek terkenal’ dihilangkan, hal ini tidak akan mengubah maknanya. Karena makna yang dimaksud tetaplah "Lovie membeli ponsel baru".


contoh lainnya: 


Tabita memakai baju baru.

Pasangan suami istri itu tampak sangat bahagia.



1. Berdasarkan sifat predikat kata kerjanya, terbagi jadi:

 

            1.1. kalimat aktif

                        yaitu kalimat yang subyeknya melakukan suatu kerja atau aktifitas.

                        contoh: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

 

            1.2. kalimat pasif

                        yaitu kalimat yang subyeknya dikenai suatu kerja atau aktifitas oleg obyeknya.

                        contoh: Berbagai jenis buah dan sayur dijual (oleh) Harnita.


2. Berdasarkan sifat muatannya, terbagi menjadi:

 

            2.1. kalimat positif

                        yaitu kalimat tanpa kata “tidak” atau kata penyangkalan lainnya.

                        contoh 1: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

                        contoh 2: Harnita cantik.

 

            2.2. kalimat negatif/sangkal

                        yaitu kalimat dengan kata “tidak” atau kata penyangkalan lainnya.

                        contoh 1: Harnita tidak menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

                        contoh 2: Harnita tidak cantik.

 

3. Berdasarkan tanda pada akhir kalimat, terbagi jadi:

 

            3.1. kalimat berita, yaitu diakhiri dengan tanda titik (.)

                        yaitu kalimat yang memberitakan informasi.

                        contoh: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

 

            3.2. kalimat tanya sederhana, yaitu diakhiri dengan tanda tanya (?)

                        yaitu kalimat tanya yang membutuhkan jawaban ya atau tidak.

                        contoh: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran?

 

            3.3. kalimat tanya dengan kata tanya, juga diakhiri dengan tanda tanya (?)

                        yaitu kalimat tanya yang membutuhkan jawaban tentang S/P/O/K.

                        contoh 1: Siapa menjual buah-buahan dan sayur-sayuran?

                        contoh 2: Harnita menjual apa?

                        contoh 3: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran di mana?

 

            3.4. kalimat seruan/ajakan, yaitu diakhiri tanda seru (!)

                        yaitu kalimat yang mengandung kata ajakan atau kata seruan dan diakhiri tanda seru.

                        contoh 1: Kita beli buah-buahan, yuk!

                        contoh 2: Harnita saja jadi ketua kelompok!

 

4. Berdasarkan jumlah pokok pikirannya, terbagi menjadi:

 

            4.1. kalimat tunggal

                        yaitu kalimat yang hanya mempunyai satu pokok pikiran.

contoh: Harnita menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

 

            4.2. kalimat majemuk, yang dibagi lagi menjadi:

                        yaitu kalimat yang memiliki lebih dari satu pokok pikiran.

                       

                        4.2.1. kalimat majemuk setara

yaitu kalimat yang memiliki lebih dari satu pokok pikiran, dan kedudukannya setara, biasanya menggunakan kata penghubung tetapi, walaupun atau maupun.

contoh:

Baik Harnita maupun ibunya menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.

 

                        4.2.2. kalimat majemuk bertingkat

yaitu kalimat yang memiliki lebih dari satu pokok pikiran, dan kedudukannya bertingkat, ada induk kalimat ada anak kalimat.

contoh:

Harnita mengabari kami bahwa ibunya juga menjual buah-buahan dan sayur-sayuran.



 

PARAGRAF

 

Paragraf adalah ...

 

 

KESALAHAN YANG SERING TERJADI


...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar